Selasa, 17 November 2015

Mengenal Mazhab Syafi'i

Untuk mengenal mazhab Syafi'i sebenarnya sangat mudah. Sebab fiqih mazhab itu tersebar luas dalam ribuan jilid kitab. Untuk yang paling tinggi, bisa kita baca dalam kitab beliau yang berjudul Al-Umm (induk). Kitab yang tebalnya 11 jilid ini adalah kitab utama dan sesuai dengan namanya, kitab ini menjadi kitab induk rujukan pertama dalam mazhab As-syafi'i. Ke kitab inilah para ulama mazhab Syafi'i merujuk, karena boleh dibilang bahwa kitab ini berisi fatwa-fatwa resmi Al-Imam As-Syafi'i rahimahullah.

Jangan lupa juga untuk membaca kitab ushul fiqih beliau yaitu Ar-Risalah. Kitab ini adalah bacaan wajib para ulama mazhab, karena kitab ini adalah kitab pertama yang ditulis khusus dalam ilmu ushul fiqih. Tidak mungkin ada seorang bisa jadi mujtahid fiqih, kalau belum baca kitab ini. Dan Al-Imam As-Syafi'i adalah Bapak peletak dasar ilmu ushul fiqih. Nyaris semua ulama ahli fiqih berguru dari kitab ini.

Ilmu ushul fiqih adalah ilmu untuk membuat sistematika dalam pengambilan kesimpulan hukum dari Al-quran dan As-sunnah. Orang yang tidak punya ilmu ini, tidak akan lurus dalam menarik kesimpulan hukum syariah, meski sudah memegang Al-Quran dan As-Sunnah.

Selain kedua kedua karya masterpiece itu, Al-Imam As-Syafi'i memiliki puluhan bahkan ratusan murid dari masa ke masa. Di mana mereka kemudian meneliti, membedah, memberi syarah (penjelasan)bahkan termasuk mengkritisi pendapat-pendapat sang guru.

Salah satu di antaranya yang paling masyhur adalah Al-Imam An-Nawawi rahimahullah. Beliau menulis kitab syarah (penjelasan) atas kitab fiqih syafi'i yang bernama Al-Majmu' Syarah Al-Muhazzab. Kitab ini termasuk kitab fiqih mazhab Syafi'i yang umumnya menjadi rujukan para ulama pembesar mazhab ini. Jumlah jilidnya sampai 22 buah, lumayan tebal. Selain itu juga ada kitab Mughni Al-Muhtaj yang sedikit lebih ringan.

Sedangkan untuk kalangan pemula, banyak ulama di kalangan mazhab ini yang menulis kitab kecil-kecil seperti Kifayatul Akhyar. Bahkan ada yang sangat ringkas dan merupakan point-point kesimpulannya saja, tanpa dalil dan ta'lil, seperti kitab Matan Al-ghayah wa At-Taqribatau Safinatun-Najah. Kitab-kitab 'mungil' ini paling banyak kita jumpai di berbagai pesantren dan majelis taklim di negeri kita.

Nah, pada tiap kitab itulah kita bisa mendapatkan berbagai pandangan mazhab As-Syafi'i dalam masalah agama. Sayangnya, sebagain besar kitab-kitab itu masih berbahasa arab. Para santri di berbagai pondok pesantren belajar bahasa arab karena bertujuan agar mampu membaca dalam bahasa aslinya. Sebab terjemahan-terjemahan sangat bermasalah dengan kualitasnya.

Sumber: www.rumahfiqih.com/x.php?id=1172710014&=fiqih-imam-syafi%5C%27i.htm